Jumat, 23 Maret 2012

TUMOR JINAK PADA PAYUDARA




FIBROADENOMA MAMMAE



A.Definisi

Fibroadenoma mammae adalah tumor jinak yang sering terjadi di payudara. Benjolan tersebut berasal dari jaringan fibrosa (mesenkim) dan jaringan glanduler (epitel) yang berada di payudara, sehingga tumor ini disebut sebagai tumor campur (mix tumor), tumor tersebut dapat berbentuk bulat atau oval, bertekstur kenyal atau padat, dan biasanya nyeri. Fibroadenoma ini dapat kita gerakkan dengan mudah karena pada tumor ini terbentuk kapsul sehingga dapat mobile, sehingga sering disebut sebagai ”breast mouse”.

Penyakit fibroadenoma adalah penyakit  wanita muda dengan frekuensi yang paling tinggi pada wanita yang berumur 20- 25 tahun menurut Wilson dalam buku christoper – davis ada hubungan antara kadar hormone wanita dalam darah dan penyakit ini. Karena dapat timbul soliter atau multiple, gampang digerakkan berbentuk licin atau cobulated sama sekali bebas dr jaringan payudara sekitarnya dan tidak berubah ubah besarnya dengan siklus haid .

Putting susu tidak memperlihatkan ada perusakan dan sama sekali tidak nyeri spontan atau nyeri tekan.
Pengobatan terbaik adalah biopsi dan eksasi dan oleh karena penyakit ini serta cystic disease dipengaruhioleh estrogen. Tidak jarang kita melihat kedua penyakit tersebut timbul secara simultan.


B. Etiologi dan Epidemiologi

Penelitian saat ini belum dapat mengungkap secara pasti apa penyebab sesungguhnya dari fibroadenoma mammae, namun diketahui bahwa pengaruh hormonal sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan dari fibroadenoma mammae, hal ini diketahui karena ukuran fibroadenoma dapat berubah pada siklus menstruasi atau pada saat kehamilan. Perlu diingat bahwa tumor ini adalah tumor jinak, dan fibroadenoma ini sangat jarang atau bahkan sama sekali tidak dapat menjadi kanker atau tumor ganas.

Fibroadenoma mammae biasanya terjadi pada wanita usia muda, yaitu pada usia sekitar remaja atau sekitar 20 tahun. Berdasarkan laporan dari NSW Breats Cancer Institute, fibroadenoma umumnya terjadi pada wanita dengan usia 21-25 tahun, kurang dari 5% terjadi pada usia di atas 50, sedangkan prevalensinya lebih dari 9% populasi wanita terkena fibroadenoma. Sedangkan laporan dari Western Breast Services Alliance, fibroadenoma terjadi pada wanita dengan umur antara 15 dan 25 tahun, dan lebih dari satu dari enam (15%) wanita mengalami fibroadenoma dalam hidupnya. Namun, kejadian fibroadenoma dapat terjadi pula wanita dengan usia yang lebih tua atau bahkan setelah menopause, tentunya dengan jumlah kejadian yang lebih kecil
disbanding pada usia muda.
C. Diagnosis

Fibroadenoma dapat didiagnosis dengan tiga cara, yaitu dengan pemeriksaan fisik (phisycal examination), dengan mammography atau ultrasound, dengan Fine Needle Aspiration Cytology (FNAC). Pada pemeriksaan fisik dokter akan memeriksa benjolan yang ada dengan palpasi pada daerah tersebut, dari palpasi itu dapat diketahui apakah mobil atau tidak, kenyal atau keras,dll. Mammography digunakan untuk membantu diagnosis, mammography sangat berguna untuk mendiagnosis wanita dengan usia tua sekitar 60 atau 70 tahun, sedangkan pada wanita usia muda tidak digunakan mammography, sebagai gantinya digunakan ultrasound, hal ini karena fibroadenoma pada wanita muda tebal, sehingga tidak terlihat dengan baik bila menggunakan mammography. Pada FNAC kita akan mengambil sel dari fibroadenoma dengan menggunakan penghisap berupa sebuah jarum yang dimasukkan pada suntikan. Dari alat tersebut kita dapat memperoleh sel yang terdapat pada fibroadenoma, lalu hasil pengambilan tersebut dikirim ke laboratorium patologi untuk diperiksa di bawah mikroskop. Dibawah mikroskop tumpor tersebut tampak seperti berikut : a. Tampak jaringan tumor yang berasal dari mesenkim (jaringan ikat fibrosa) dan berasal dari epitel (epitel kelenjar) yang berbentuk lobus-lobus; b. Lobuli terdiri atas jaringan ikat kolagen dan saluran kelenjar yang berbentuk bular (perikanalikuler) atau bercabang (intrakanalikuler); c. Saluran tersebut dibatasi sel-sel yang berbentuk kuboid atau kolumnar pendek uniform

 D. Penyebab

Penyebab terjadinya fibroadenoma masih belum diketahui secara pasti. Para ahli medis berpendapat jika terbentuknya fibroadenoma ada hubungannya dengan hormon reproduksi. Sebabnya, fibroadenoma seringkali muncul pada usia produktif, masa kehamilan, terapi estrogen, dan cenderung menghilang pada saat menopause.

E. Komplikasi

Jenis tertentu dari fibroadenoma bisa meningkatkan risiko kanker payudara. Meski demikian, kebanyakan kasus fibroadenoma tidak menyebabkan kanker payudara. Kalaupun ditemukan penderita kanker payudara yang memiliki fibroadenoma, biasanya ada komplikasi lainnya. Atau bisa jadi orang tersebut memiliki risiko kanker payudara yang tinggi baik dari keluarga ataupun lingkungannya.

F. Terapi (treatment)

Terapi untuk fibroadenoma tergantuk dari beberapa hal sebagai berikut:

1. Ukuran
2. Terdapat rasa nyeri atau tidak
3. Usia pasien
4. Hasil biopsy

Terapi dari fibroadenoma mammae dapat dilakukan dengan operasi pengangkatan tumor tersebut, biasanya dilakukan general anaesthetic pada operasi ini. Operasi ini tidak akan merubah bentuk dari payudara, tetapi hanya akan meninggalkan luka atau jaringan parut yang nanti akan diganti oleh jaringan normal secara perlahan.

Benjolan fibroadenoma bisa bertumbuh besar dan mengubah bentuk payudara. Benjolan tersebut bisa dihilangkan dengan jalan operasi jika pasien merasa tidak nyaman dengan bentuk payudaranya. Atau bisa juga dihilangkan jika dokter merasa benjolan tersebut akan menjadi bibit suatu masalah kesehatan.
Proses untuk menghilangkan fibroadenoma ini disebut dengan lumpektomi. Prosedur ini bisa menggunakan anastesi lokal atau umum. Kemudian ahli bedah akan membuat sayatan kecil di payudara untuk mengangkat benjolan fibroadenoma beserta jaringan payudara yang menempel pada benjolan.
Benjolan fibroadenoma bisa muncul berulang kali. Jadi, meski sudah menjalani pengangkatan, benjolan baru bisa muncul kembali. Benjolan baru ini bisa dihilangkan dengan jalan pembedahan, sama seperti benjolan lama. Tapi tidak menjamin jika benjolan tidak akan tumbuh kembali.
Walau demikian, tindakan bedah tidak selalu menjadi jalan keluar untuk mengatasi fibroadenoma. Terutama pada wanita yang masih tergolong usia muda (20 hingga 30 tahun). Alasannya, tindakan bedah bisa merusak bentuk payudara dan meninggalkan bekas sayatan. Bekas luka dan bentuk abnormal ini dikhawatirkan malah menjadi masalah di kemudian hari. Apalagi benjolan ini cenderung mengecil dan hilang ketika wanita menginjak usia diatas 30 tahun. Jika hendak membiarkan benjolan tersebut, sebaiknya terus dipantau perkembangannya. Jika benjolan bertambah besar dan mulai terasa nyeri, segera periksakan diri ke dokter.




DAFTAR PUSTAKA


1. The Ottawa Hospital Women’s Braest Health Center
2. www.breastcancercare.org.uk
3. NSW Breast Cancer Institute
(www.bci.org.aupublicguides_Mar06Fibroadenoma%20111005.pdf-)


Ilmu kandungan ed. 2, cet. 3 Jakarta: yayasan bia pustaka sarwono prawirohardjo,1999
Hal 485





1 komentar: