Sabtu, 25 Februari 2012

RADANG PANGGUL


SALPINGITIS
(RADANG PANGGUL)


2.1 DEFINISI

Penyakit radang panggul (PRP) adalah peradangan infeksius organ-organ di saluran genitalia atas wanita, termasuk uterus, tuba fallopii (salpingitis), atau ovarium (ooforitis). Agens infeksius biasanya adalah bakteri dan sering didapat melalui hubungan kelamin. Berbagai kuman dapat menjadi penyebab, termasuk Neisseria gonorrhoeae, Chlamydia trachomatis, dan Escherichia coll. Pada kasus-kasus yang parah, seluruh rongga peritoneum dapat terkena.


Penyakit Radang Panggul (Salpingitis, PID, Pelvic Inflammatory Disease) adalah suatu peradangan pada tuba falopii (saluran menghubungkan indung telur dengan rahim).  Peradangan tuba falopii terutama terjadi pada wanita yang secara seksual aktif. Resiko terutama ditemukan pada wanita yang memakai IUD. Bisasanya peradangan menyerang kedua tuba. Infeksi bisa menyebar ke rongga perut dan menyebabkan peritonitis.

2.2 PENYEBAB

Peradangan biasanya disebabkan oleh infeksi bakteri, dimana bakteri masuk melalui vagina dan bergerak ke rahim lalu ke tuba falopii. 90-95% kasus PID disebabkan oleh bakteri yang juga menyebabkan terjadinya penyakit menular seksual (misalnya klamidia, gonore, mikoplasma, stafilokokus, streptokokus). Infeksi ini jarang terjadi sebelum siklus menstruasi pertama, setelah menopause maupun selama kehamilan. Penularan yang utama terjadi melalui hubungan seksual, tetapi bakteri juga bisa masuk ke dalam tubuh setelah prosedur kebidanan / kandungan (misalnya pemasangan IUD, persalinan, keguguran, aborsi dan biopsi endometrium).  

2.3 GEJALA UTAMA

Gejala biasanya muncul segera setelah siklus menstruasi. Penderita merasakan nyeri pada perut bagian bawah yang semakin memburuk dan disertai oleh mual atau muntah. Biasanya infeksi akan menyumbat tuba falopii. Tuba yang tersumbat bisa membengkak dan terisi cairan. Sebagai akibatnya bisa terjadi nyeri menahun, perdarahan menstruasi yang tidak teratur dan kemandulan. Infeksi bisa menyebar ke struktur di sekitarnya, menyebabkan terbentuknya jaringan parut dan perlengketan fibrosa yang abnormal diantara organ-organ perut serta menyebabkan nyeri menahun.

Di dalam tuba, ovarium maupun panggul bisa terbentuk abses (penimbunan nanah).Jika abses pecah dan nanah masuk ke rongga panggul, gejalanya segera memburuk dan penderita bisa mengalami syok. Lebih jauh lagi bisa terjadi penyebaran infeksi ke dalam darah sehingga terjadi sepsis.

Gejala lainnya yang mungkin ditemukan pada PID:
  1. Keluar cairan dari vagina dengan warna, konsistensi dan bau yang abnormal
  2. Demam
  3. Perdarahan menstruasi yang tidak teratur atau spotting (bercak-bercak kemerahan di celana dalam
  4. Kram karena menstruasi
  5. Nyeri ketika melakukan hubungan seksual
  6. Perdarahan setelah melakukan hubungan seksual
  7. Nyeri punggung bagian bawah
  8. Kelelahan
  9. Nafsu makan berkurang
  10. Sering berkemih
  11. Nyeri ketika berkemih

2.4 DIAGNOSA
Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan fisik. Dilakukan pemeriksaan panggul dan perabaan perut. Pemeriksaan lainnya yang biasa dilakukan:
  • Pemeriksaan darah lengkap
  • Pemeriksan cairan dari serviks
  • Kuldosentesis
  • Laparoskopi
  • USG panggul.

2.5 FAKTOR RESIKO

Faktor resiko terjadinya PID: Aktivitas seksual pada masa remaja ,Berganti-ganti pasangan seksual ,Pernah menderita PID ,Pernah menderita penyakit menular seksual ,Pemakaian alat kontrasepsi yang bukan penghalang.

2.6 AKIBAT SALPINGITIS

  • Kehamilan ektopik atau hamil di luar kandungan. Untuk mendeteksi kemungkinan hal ini terjadi segera lakukan pemeriksaan ultrasonografi apabila terjadi kehamilan pasca menderita penyakit radang panggul.
  • Infertilitas. Penyakit radang panggul dapat meningkat pada penderita hingga 17%. Hal ini karena terjadi perubahan pada anatomi tuba falopi.
  • Bayi lahir cacat atau meninggal. Jika bayi dilahirkan lewat vagina yang memiliki banyak kuman, maka kuman-kuman itu pun akan ikut dengan si bayi. Akibat lain dari peradangan saat hamil, bayi bisa lahir prematur, terjadi penyebaran kuman pada tubuh bayi. Dan jika infeksi parah, bayi dalam rahim bisa meninggal.


2.7 PENGOBATAN
PID tanpa komplikasi bisa diobati dengan antibiotik dan penderita tidak perlu dirawat. Jika terjadi komplikasi atau penyebaran infeksi, maka penderita harus dirawat di rumah sakit.
Antibiotik diberikan secara intravena (melalui pembuluh darah) lalu diberikan per-oral (melalui mulut).Jika tidak ada respon terhadap pemberian antibiotik, mungkin perlu dilakukan pembedahan. Pasangan seksual penderita sebaiknya juga menjalani pengobatan secara bersamaan dan selama menjalani pengobatan jika melakukan hubungan seksual, pasangan penderita sebaiknya menggunakan kondom.



DAFTAR PUSTAKA




Laporan Pendahuluan Kehamilan


KEHAMILAN


Kehamilan adalah suatu peristiwa penyatuan antara sel mani dengan sel telur dituba
Proses Kehamilan :
  1. Konsepsi
Konsepsi adalah pertemuan ovum dengan inti Spermatozoa dan membentuk zigot

  1. Nidasi
Nidasi adalah proses penanaman blasma

  1. Plasentasi


Perubahan Fisiologis saat Kehamilan
  1. Perubahan Sistem Reproduksi
a.   Uterus
Uterus membesar akibat hipertrofi dan hiperplasi otot polos rahim, serabut – serabut kolagennya menjadi higroskopik. Bentuk dan konsistensi uterus juga berubah, uterus biasanya mobil, pembuluh darah balik mengembang dan bertambah. Serviks bertambah vaskularisasinya dan menjadi lunak.
b.   Indung Telur
Ovulasi terhenti, korpus luteum graviditas masih ada sampai terbentuknya uri.
c.   Vagina dan Vulva
Vagina dan Vulva terlihat lebih merah / kebiruan akibat hipenvaskularisasi dan pembuluh darah genetalia internal membesar.
2.   Payudara
Payudara membesar dan tegang akibat hormon samatomamotropin, estrogen dan progesteron akan terapi belum mengeluarkan air susu.

3.   Perubahan sistem Cardiovaskuler
Volume darah bertambah 25 % diikuti curah jantung yang meningkat sebanyak ± 30 % kenaikan plasma darah mencapai 40 %, Leokosit meningkat 10.000 cc.
4.   Perubahan Sistem Resprasi
Akibat perbesaran rahim usus tertekan kearah diafrakma sehingga timbul keluha gerak dan nafas pendek.
5.   Perubahan Sistem Urinarius
Kadang kencang tertekan oleh uterus yang membesar sehingga timbul sering kencing.
6.   Perubahan Sistem Pencernaan
Salivasi meningkat terus otot-otot pencernaan melemah sehingga mobilitas dan makanan akan lebih lama dalam saluran pencernaan, resorpsi makanan baik manun akan menimbulkan obstiposi
7.   Perubahan Sistem Integumen
Pada kulit terdapat deposit pigmen dan hiperpigmentasi yang disebabkan oleh MSH yang meningkat.
8.   Perubahan Sistem Endokrin
Kelenjar hipofise membesar.Selama kehamilan HCG diproduksi dalam jumlah luar biasa begitu pula dengan hormon estrogen dan progesteron.
9.   Metabolisme
BMR meningkat hingga 15 – 20 % dibutuhkan banyak protein untuk pertumbuhan fetus, alat kandungan, payudara, badan ibu serta persiapan laktasi.
Jadwal Pemeriksaan Kehamilan
   1. Periksa pertama kali sedini mungkin ketika haid terlambat 1   bulan.
2. Periksa ulang 1 x sampai kehamilan 7 bulan.
3. Periksa ulang 2 x sampai kehamilan 9 bulan.
4. Periksa ulang setiap minggu setelah kehamilan 9 bulan.
5. Periksa khusus bila ada keluhan.


DIAGNOSA KEHAMILAN

Lama kehamilan berlangsung sampai persalinan aterm sekitar 280-300 hari dengan perhitungan sebagai berikut:
1.      Kehamilan sampai 28 minggu dengan berat janin 1000 gram bila berakhir disebut keguguran
2.      Kehamilan 29-36 Minggu bila terjadi persalinan disebut prematuritas.
3.      Kehamilan berumur 37-42 minggu disebut aterm.
4.      Kehamilan 42 minggu disebut kehamilan lewat waktu atau postdastism (serotinus)

Kehamilan dibagi menjadi tiga triwulan, yaitu :
1.      Triwulan pertama : 0 – 12 Minggu
2.      Triwulan kedua : 13 – 28 Minggu
3.      Triwulan ketiga : 29 – 42 Minggu

Untuk dapat menegakkan kehamilan ditetapkan dengan melakukan penilaian terhadap beberapa tanda dan gejala kehamilan :
1.      Tanda-tanda dugaan hamil .
a.   Amenorea (tidak dapat haid)
Konsepsi dan nidasi menyebabkan tidak terjadi pembentukan folikel degraf dan ovulasi. Mengetahui tanggal haid terakhir dengan perhitungan rumus naegel dapat ditentukan perkiraan persalinan.
b.   Mual (nausea) dan muntah (emesis)
Pengaruh estrogen dan progesteron terjadi pembentukan asam yang berelebihan. Menimbulkan mual dan muntah terutama pagi hari yang dapat disebut morning sickness. Dalam batas yang fisiologis keadaan ini dapat diatasi. Akibat mual dan muntah , nafsu makan berkurang.
a.       Ngidam
Wanita hamil sering menginginkan makanan tertentu, keinginan yang demikian disebut ngidam.
b.      Sinkop atau pingsan
Terjadi gangguan sirkulasi ke daerah kepala (sentral) menyebabkan iskemia susunan saraf pusat dan menimbulkan sinkope atau pingsan. Keadaan ini menghilang setelah usia kehamilan 16 minggu.
c.       Payudara tegang.
Pengaruh estrogen –progesteron dan somatomamotropin menimbulkan deposit lemak, air dan garam pada payudara. Payudara membesar dan tegang. Ujung saraf tertekan dan menyebabkan rasa sakit terutama pada hamil pertama.
d.      Sering miksi
Desakan rahim ke depan menyebabkan kandung kemih cepat terasa penuh dan sering miksi. Pada triwulan kedua sudah menghilang.
e.       Konstipasi atau obstipasi
Pengaruh progesterone dapat menghambat peristaltik usus menyebabkan kesulitan untuk buang air besar.
f.       Pigmentasi kulit
-          Sekitar pipi (cloasma gravidarum), keluarnya melaniphore stimulating hormone hipofisis anterior menyebabkan pigmentasi kulit pada kulit.
-          Dinding perut (striae livide, striae nigra, dan linea alba makin hitam).
-          Sekitar payudara (hiperpigmentasi areola mamae, puting susu makin menonjol, kelenjar Montgomery menonjol, dan pembuluh darah menifes sekitar payudara.
g.      Epulis.
Hipertropi gusi disebut epulis dapat terjadi bila hamil
h.      Varises atau penampakan pembuluh darah vena.
Karena pengaruh hormon estrogen dan progesteron terjadi penampakan pembuluh darah vena, terutama bagi mereka yang mempunyai bakat. Penampakan pembuluh darah itu terjadi di sekitar genetalia eksterna, kaki, betis dan payudara. Penampakan pembuluh darah ini dapat menghilang setelah persalinan.
2.      Tanda tidak pasti kehamilan.
a.       Rahim membesar sesuai tuanya kehamilan.
b.      Pada pemeriksaan dalam dijumpai (tanda hegat, tanda chadwicks, tanda piscaseck, kontraksi braxton hicks, dan teraba ballottement)
c.       Pemeriksaan tes biologi kehamilan positif (sebagian kemungkinan positif palsu).
3.      Tanda pasti kehamilan.
a.       Gerakan janin dalam rahim : terlihat/teraba gerakan janin dan teraba bagian-bagian janin.
b.      Denyut jantung janin: didengar dengan stetoskop laenec, alat kariotokografi, alat doppler. Dilihat dengan ultrasonografi. Pemeriksaan alat canggih, yaitu rontgen untuk melihat kerangka janin, ultrasonografi.
4.   Keluhan  Fisiologi
a.       Emesis Gravidarum
Emesis Gravidarum merupakan keluhan umum yang disampaiakn pada kehamilan muda. Terjadinya kehamilan menimbulkan perubahan hormonal pada wanita karena terdapat peningkatan hormon estrogen, progesteron dan dikeluarkannya Human chorionic gonadotropine plasenta. Hormon-hormon inilah yang diduga menyebabkan emesis gravidarum. Gejala Emesis Gravidarum adalah kepala pusing terutama pada pagi hari disertai mual muntah sampai kehamilan berumur 4 bulan.
b.      Kram pada kaki
Keluhan kram kaki terutama betis. Kejadian kram betis berkaitan dengan mual, muntah, kurangnya makan, sehingga terdapat perubahan keseimbangan elektrolit dengan kalium, kalsium dan natrium yang menyebabkan terjadi perubahan berkelanjutan dalam darah dan cairan tubuh. Ditambah makanan yang masuk berkurang sehingga terjadi perubahan metabolisme tubuh yang menjurus ke arah pembakaran lemak dan protein dengan menimbulkan badan keton.
Perubahan metabolisme dapat mengubah keseimbangan asam-basa, cairan tubuh dan darah sehingga menambah terjadinya kram pada kaki. Keluhan ini berangsur-angsur akan menghilang atau berkurang dengan makin tuanya umur kehamilan dan masukan makanan yang bertambah.
c.       Varises
Varises merupakan pembesaran dan pelebaran pembuluh darah vena, kejadian varises pada wanita hamil disebabkan oleh:
1.   Faktor bakat atau keturunan
2.   Faktor multi para sampai grandemultipara
3.   Terdapat peningkatan hormon estrogen dan progesteron selama hamil.
d.      Ngidam
Wanita hamil sering menginginkan makanan tertentu, keinginan demikian disebut ngidam .
e.       Sering Miksi
Desakan rahim kedepan menyebabkan kandung kemih terasa cepat penuh dan sering miksi. Pada triwulan kedua sudah menghilang.
f.       Konstipasi atau obstipasi
Pengaruh hormon progesteron dapat menghambat peristaltik usus sehingga menyebabkan kesulitan untuk buang air besar.

I.      PENGKAJIAN DATA FOKUS
·         Data Subyektif
Ø  Riwayat obstetri
Riwayat Haid : HPHT lama haid, siklus, jumlah, menarche, dismenothoe, flour albus
Ø  Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu dan sekarang ANC, imunisasi TT, keluhan misalnya : Mual. Muntah, sering kencing, sesak nafas.
Ø  Riwayat Kesehatan
Ø  Pola kehidupam sehari-hari
Ø  Keadaan psikososial
·         Data Obyektif
Ø  TTV, suhu, nadi, tekanan darah, RR
Ø  Keadaan umum
Ø  Pemeriksaan fisik (inspeksi, palpasi, uopold, perkusi, aulkustasi)

II.    DIAGNOSIS KEBIDANAN
G papah usia kehamilan .................... dengan ...................
Masalah.
1.      Perubahan anatomis dan fisiologis
2.      Keluhan-keluhan dalam kehamilan
Fisik dan psikologis
Kebutuhan :
Memberikan penyuluhan dan konseling kepada ibu hamil sesuai kebutuhan ibu.

III.   ANTISIPASI MASALAH POTENSIAL
        ____

IV.   EVALUASI KEBUTUHAN SEGERA
        ____

V.    PERENCANAAN DAN RASIONALISASI 
Kebidanan
Intervensi
Rasionalisasi
G... Papah
Usia Kehamilan
A / T / H
Intia Utelin

·        Masalah emesis graviidarum

Penurunan ras percaya diri

Body image
Suring Kencing
1.      Melakukan TTV

2.      Pemeriksaan fisik inspeksi

3.      Pemeriksaan palpasi uopold


4.      Pemberian Fe vitamin dan yodium



5.      Jadwal kunjungan ulang




1.      Menjelaskan proses kehamilan dan perubahan yang terjadi selama hamil
2.      Menganjurkan minum teh hangat dan biskuit sebelum beranjak dari tempat tidur
3.      Menganjurkan makan sedikit tapi sering
4.      Menganjurkan mengurangi makanan berlemak.


1.      Menjelaskan perubahan anatomis kehamilan
2.      Konseling dan penyuluhan





1.      Konseling pada pasien tidak perlu takut dan kawatir


1.      Menjelaskan proses dan perubahan selama kehamilan

2.      Menjelaskan keluhan sering kencing adalah fisiologis pada trimester I karena penekanan pembesaran rahim pada vesica urinaria

1.      Mengetahui keadaan dan kondisi pasien secara umum
2.      Mengetahui suatu kelainan secara umum
3.      Mengetahui TFU sesuai dengan usia kehamilan / tidak

4.      Mempersiapkan kebutuhan darah saat persalinan, mengurangi mual muntah, meningkatkan kecerdasan bayi.
5.      Untuk mengetahui perkembangan dan kelainan lebih lanjut dalam masa kehamilan

1.      Mengetahui proses dan perubahan selama hamil

2.      mengurangi mual muntah dan mencukupi kebutuhan nutrisi

3.      Memenuhi kebutuhan nutrisi

4.      Makanan berlemak dapat meningkatkan rasa mual, agar mual berkurang

1.      Mengetahui perubahan yang terjadi selama kehamilan
2.      Agar pasien lebih percaya diri percaya diri dan mengetahui perubahan pada dirinya adalah normal dalam kehamilan


1.      Karena keluhan akan menghilang bila telah terjadi persalinan

1.      Mengetahui proses dan perubahan selama kehamilan

2.      Agar ibu tidak merasa lemas dan khawatir tentang keluhan tersebut


DAFTAR PUSTAKA

Wiknjosastro, Hanifa, 2005. Ilmu Kebidanan. Jakarta : YBPSP

Manuaba, Ida Bagus Gde, 2002. Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana Untuk Pendidikan Bidan. Jakarta : EGC

BPPUK, 1999. Pedoman Penanggulangan Efek Sampling Komplikasi Kontrasepsi. Jakarta : BPPUK